Memahami Tangisan Bayi

TANGIS bayi bukanlah sesuatu yang baru bagi ibu rumah tangga. Sepintas tangis bayi kedengaran sama, namun ternyata ada perbedaan untuk nada tangisan. Tahukah mengapa bayi Anda menangis?

"MENANGIS". Hanya satu kata itulah yang dikenali oleh bayi. Perkataan lain, tangisan merupakan alat komunikasi pertama yang dikuasai dan paling efektif bagi buah hati yang baru lahir di dunia, saat ia belum mampu berkomunikasi dengan baik.

Penyebab paling umum bayi menangis adalah lapar, popoknya kotor atau basah, dan sakit seperti demam, rasa bosan, kedinginan atau malah kepanasan. Oleh karena itu, seorang ibu harus memerhatikan keadaan si bayi terutama suhu ruangan. Harus betul-betul memberikan kenyamanan bagi bayi. Standar suhu ruangan yang baik adalah 26-28 derajat celcius. Suhu tubuh bayi yang baik adalah 37 derajat celcius.

Menurut Staf BIKA FK Unhas, dr Martira M Maddeppungeng SpA, tangisan bayi sebenarnya beragam berdasarkan apa yang dialaminya. "Untuk itu sebaiknya sebagai orang tua, harus bisa bersabar dan berusaha untuk mempelajari atau memahami tangisan anaknya, sehingga ketika ia menangis akan mudah dipahami sesuai apa keinginan si bayi," kata Martira, Rabu, 5 Mei.

Lebih lanjut, kata Martira, menangis adalah suatu hal yang digunakan pada bayi untuk maksud tertentu. Dengan menangis ia berusaha memanggil orang untuk memberi bantuan ketika dia lapar, tidak enak badan atau bahkan ketika ia merasa tak aman.

Menangis dapat membantu apa yang tak dapat diperhitungkan oleh penglihatannya atau bunyi dan rangsangan lain yang sulit diadaptasi. Dengan demikian, anak mudah lepas dari tekanan.

Lewat tangisan, bayi mengutarakan keinginan dan kebutuhannya secara efektif. Perlu dipahami bahwa tangisan bayi itu bervariasi. Meski sepintas lalu, nadanya hampir sama ketika ia menangis, tapi ketika diperhatikan dengan jelas, ada nada tangisan yang kadang-kadang pendek dan kadang-kadang panjang, sehingga mempunyai arti yang berbeda-beda.

"Mereka berusaha mengomunikasikan satu pesan tersendiri bagi ayah dan ibunya. Entah karena ia kesal, capek, lapar atau kesakitan. Masing-masing tangisan ada ciri tersendiri. Ada tanda-tanda tertentu yang bisa kita baca dari bayi saat ia menangis," kata Martira.

Menurut Martira, menangis karena lapar biasanya singkat, bernada rendah dan naik turun. Menangis karena marah lebih bergejolak, menangis karena sakit tiba-tiba dan lebih keras dan panjang, nada tinggi jeritan diikuti waktu istirahat lama dan raungan datar.

Menurut Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial RSWS ini, kadang-kadang kita mendapati anak yang rewel sepanjang hari, padahal sebelumnya anak kelihatan tak lapar, ia merasa nyaman, dan tidak capek. Tak ada apa-apa yang perlu dilakukan untuk menghiburnya, tapi setelah menangis, dia tampaknya lebih membutuhkan perhatian.

Selain itu, ada tangisan yang berbeda dan tumpang tindih. Sebagai contoh, kata dia, bayi baru lahir secara umum terbangun bila lapar maka yang terjadi tangisan lapar. Jika Anda tidak segera merespons anak Anda ketika menangis, maka tangisan si kecil seperti meraung.

Tak hanya lapar dan bosan yang membuat bayi menangis. Bayi bisa menangis jika ia mengalami kolik atau adanya ruang popok. "Cobalah berikan ASI, atau pijat perlahan perutnya searah jarum jam. Jika dia mengalami ruam popok, bukalah popoknya dan biarkan terbuka bagian ruam tersebut. Ibu juga bisa mengoleskan krim atau bedak khusus untuk mengurangi rasa gatal atau perih," kata Martira.

Jika bayi terkena kolik, bayi merasa tidak nyaman karena perutnya mulas. Tangisan mereka mungkin akan lebih melengking dari biasanya. Ruam popok sendiri bisa disebabkan amoniak dari popok yang kotor atau alkohol yang ada pada tisu basah.

"Kondisi ini tentu membuat si kecil tak nyaman dan akhirnya menangis," kata Martira.
Menurut Martira, berdasarkan hasil penelitian, bayi yang direspons dengan cepat sebenarnya lebih sedikit menangis. Saat bayi menangis, segeralah meresponnya dengan dekapan atau pelukan lembut. Apalagi saat bulan-bulan pertama kelahirannya.

Banyak orang yang berpendapat bahwa ketika si kecil sedang menangis dan si ibu dengan cepat dan tanggap memberikan respons, justru dianggap terlalu memanjakan anaknya. Namun, ternyata tidak seperti itu.

"Sebenarnya berusaha menenangkan anak ketika menangis bukanlah sesuatu yang salah, dan bukan berarti kita memanjakan dia.

Hanya saja itu satu respons balik yang kita berikan kepada si anak atau satu cara untuk mengendalikan tangisan dan tentunya dengan cara merespons yang tepat kapan saja setiap dia menangis selama beberapa bulan pertama, sehingga dengan adanya respons dari ibu itu akan membantunya untuk mengurangi tangisan," katanya.

Martira kemudian menyarankan, ketika si buah hati Anda menangis, coba temui dia, rangkul dia, karena ia butuh sambutan. Jika ia dingin, lapar dan popok basah, segera hangatkan, ganti popoknya, dan jika suhu tubuhnya normal (hangat), tak ada tanda-tanda basah pada popoknya (masih kering), makannya juga baik, maka lakukanlah sesuatu untuk menghentikan tangisan.

No response to “Memahami Tangisan Bayi”

Leave a reply

Silahkan Berkomentar Karena Blog Ini Adalah DOFOLLOW

"YOU COMMENT, I FOLLOW"

 
Terima Kasih !